Dega |
Kejadian
itu membuat fikiranku terus melaju kesana. Setahun yang lalu, tepat dimana kita
bertemu di dunia maya. Blackberry Messanger, ku invite pin mu saat itu bukan
karna tujuan aku ingin mendekatimu, tapi karna keisenganku ingin menambah
banyak teman di BBM ku. “Kamu dapat pin aku darimana?” message mu menuju
handphoneku. “Orang promote” jawabanku. Padahal saat itu aku mencuri pin mu
dari temanku. Kejadian itu merubah semua tujuanku untuk menambah teman menjadi
“mencintiaimu”`.23 Desember Tuhan bersaksi atas cinta kita. Sesungguhnya di
hati ini “aku mencintaimu karna Allah”, tapi kembali pada awalnya, aku adalah
seorang manusia yang mampu di goda oleh setan. Terkadang aku iseng menggodamu,
terkadang aku tergoda denganmu. Februari kamu sah menjadi milik aku dan aku
bukan selingkuhanmu lagi, kamu juga bukan selingkuhanku. Indah rasanya, sesuai
namamu. Aku lewati semua berdua denganmu di dunia maya. Bulan Mei, semua
berubah setelah aku tau kejadian mu dimasa lalu bersama kekasihmu. “oh Tuhan”
aku menangis. Dari hati yang paling dalam, aku trima semuanya karna aku
mencintaimu karna Allah. Kembali lagi pada awalnya, aku hanya manusia,
terkadang aku cemburu dengan masalalumu. Aku marah, sedih, aku mencoba melawan,
terkadang bisa dan lebih sering tidak. Seiring berjalannya waktu, semua
berubah, aku mampu melupakan semuanya dan kembali mencintaimu. Dan seiring
berjalannya waktu pula semua semakin berubah, kamu tak mampu menerima
kekuranganku. Semua tak terasa cukup buatmu. Aku tau aku seorang pembohong, tak
pernah jujur padamu. Aku terima semua perlakuanmu, aku anggap ini sebagai
penebusan dosa, aku sayangi semua perlakuanmu. Tapi lama kelamaan semua semakin
berubah, kamu semakin menjadi. Aku trima semuanya tapi tidak untuk hatiku. Kamu
tau? Entah kenapa cintaku ini tak bisa hilang, airmata terus mengalir. Hela
nafas terus berhembus “astagfirullah...tolong aku Tuhan...lupakan
doni...lupakan” kalimat yang selalu ku ucapkan disaat aku mengingatnya dan
merasa sakit. Dulu aku trima semuanya dan berharap akan baik-baik saja. Tapi
sekarang aku menyerah.
No comments:
Post a Comment